tag:blogger.com,1999:blog-64596845949204350382024-02-21T12:19:45.807+07:00Cara Pujangga®Bermain kata-kata dalam indahnya imajinasiUnknownnoreply@blogger.comBlogger121125tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-60773974435025399462015-03-25T11:25:00.000+07:002015-03-25T11:25:02.399+07:00Bila Rindu Bacalah Isi Hatiku
Ada bulan di atas kepala
Ditemani satu dua bintang bercahaya sedikit buram
Entah karena mata ini telah merenta
Atau hanya tersamar kabut malam
Satu per satu nada malam kian bertautan
Seolah bersimfoni dan menemani
Ujung rindu sebagai pemilik
Atau bukan
Tersebutlah engkau sang malam
Ketika tiada satu insan pun tertawa dan berdendang
Sepertinya surga menjadi padang gersang
Semakin Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-42837665212516237852014-07-23T13:30:00.000+07:002014-07-23T13:30:01.851+07:00Lebih Dari Sebait PuisiBuatkan aku sebait puisi
Untuk aku sampaikan kepada juwita ku
Yang kini sedang menangis pilu
Disudut kamar tidurnya dan memeluk boneka
Agar ia beranjak dari sana
Dan tersenyum kepadaku
Seperti yang sudah-sudah
Ah ternyata ia tak suka puisi
Katanya hanya manisnya deretan kata belaka
Ia lebih suka ketika bertatap mata
Saling berbicara tentang cita dan cinta
Empat mata.
Aku dan kamu.
Kamu dan aku.
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-46766838393098909992014-07-22T23:56:00.000+07:002014-07-22T23:56:44.051+07:00Di Atas Sana
Isi kepalaku kosong
Entah pada kemana semua kata-kata yang biasa menemani hari demi hari ku
Sebab sesungguhnya terlalu banyak sesuatu yang hendak tersampaikan
Melalui tulisan kalbu dan kalimat-kalimat jiwa
Rasanya seperti hilang ingatan
Persis seperti ketika tersesat di negeri antah-berantah
Tak tahu hendak apa dan kemana
Tak mengerti yang hendak di utarakan
Terlebih tak sanggup lagi berjalan
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-83636922690756303102014-07-19T00:53:00.000+07:002014-07-19T00:53:10.874+07:00Di Gagahi Puisi
Pikiranku kalut
Ia diperkosa berjuta masalah
Kini semakin tak perawan
Pikiranku kalut
Ia melacurkan diri
Digagahi puisi
Pikiranku hanyut
Dibandang berjuta nestapa
Dan hilang ingatan
Ingatanku hanyut
Dibawa pelipur lara
Jauh ke tepian laut
Pikiranku ternoda
Disetubuhi puisi
Diperkosa sajak
Dicumbui kata
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-49078338012629968912014-07-16T23:42:00.000+07:002014-07-16T23:42:45.794+07:00Suaramu Telah Memikat IngatankuSuaramu telah memikat ingatanku, hari ini
Kurasakan suaramu seperti cahaya lembut
Perlahan memeluk seluruh kesedihanku
Kau tahu
aku telah lama belajar dari airmata
yang selalu memahami seseorang yang dicintainya dengan cara menjatuhkan diri
Akan tiba saatnya
Di malam-malamku yang penuh kerisauan
Suaramu akan menjelma jerit kijang yang terpanah jantungnya
Ya.....
Pada saat itu aku punUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-62833748499938971662014-07-15T23:36:00.002+07:002014-07-15T23:36:11.871+07:00Tidak Mudah TerpahamiKamu
Yang sekarang sudah jauh melintasi tujuh samudera
Sebenarnya tak begitu paham apa yang terlintas di depan mata
Terlebih lagi sesuatu yang tersembunyi di dalamnya hati
Sesungguhnya berkali-kali dan tiada henti telah disampaikan
Hingga setiap bulir air mata begitu bermakna
Namun tetap sulit terpahami olehmu, olehnya, oleh mereka
Entahlah
Kalimat yang susah dicerna
Ataukah kebutaan atas hati Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-45869860473216557642014-07-06T22:27:00.001+07:002014-07-06T22:41:06.633+07:00Bapakku Penipu
Bapakku seorang penipu
Berseru-seru nyaring lah suara nya
Berkumandang seperti adzan di kala petang
Berteriak-teriak pamerkan pencitraan
Bapakku berjanji
Seperti sumpah pramuka anak-anak sekolah
Entah terbawa suasana atau memang seharusnya
Yang aku tahu bapakku seorang penipu
Bapakku berorasi kesana-kemari
Berdasi dan berkata-kata seperti negarawan
Sok bersahaja layaknya budayawan
Entah Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-81202735629444058482014-07-04T23:43:00.001+07:002014-07-04T23:43:28.290+07:00Semakin Dalam
Cinta
Ketika engkau datang membawa pelangi di hati
Gemericit celoteh burung gereja membawa jiwa bergumul nestapa
Menjejal sanubari tiada henti
Peristiwa kisah kasih hiasan duka-lara
Semakin jauh menjangkau ujung hati
Beriak-riak tiada terasa bak denyut nadi
Semakin melemah dan semakin melemah hari kian hari
Hingga kini nampaklah ia telah mati
Menjadi hiasan tanah Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-89065737542687321712014-07-04T00:37:00.001+07:002014-07-04T00:37:21.206+07:00Ada Sunyi
Hati tak berkabut
Perenungan panjang adalah saat ini
Satu sekat di jantung ini tercabut
Ketika lembayung menggelayuti malam ini
Saksi bisu
Tapi mendengar
Alunan syahdu
Selarik rindu bergetar
Gaung menggema
Disetiap sudut sanubari
Melucuti satu per satu intimidasi isi kepala
Palungnya terlalu dalam
Riaknya hampir tak terdengar
Rintih tertatih
Tubuhku pun Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-47609756344891725992014-07-03T00:55:00.001+07:002014-07-03T00:55:21.360+07:00EntahlahKemarilah....
Aku bantu menterjemahkan sebuah tindakan
Ia adalah keputusasaan
Ketika hatinya bercinta dengan hatimu
Ketika cita dan asa berpelukan mesra
Disaat siksaan bathin menghantam nadi bertubi-tubi.
Sang angkuh dengan kejam memasung nurani
Para bijak seakan tuli dan terkesan membuta
Nampaklah sudah ego di depan mata.
Tidakkah kau melihat
Seekor burung pipit terpelihara dan terjaga
Dengan Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-333633913227227012014-06-27T00:23:00.000+07:002014-06-27T00:23:03.989+07:00Kasih Mesra
Wahai cinta
Serukan namanya di seluruh cakrawala
Ukirkan namanya di antara bintang-gemintang
Nyanyikan kerinduan di segala penjuru bumi
Dan marilah menari bersama
Seperti waktu kita bercumbu di lembah nurani
Lalu berkeluh kesah tentang asmara
Seperti api mencintai udara
Begitu lekat terasa hati saling berkasih mesra
Mari sayang
Genggam hati dan tangan ini
Tinggalkan sejenak Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-43380033737386643782014-06-26T23:47:00.000+07:002014-06-26T23:47:34.621+07:00Janji Hakiki
Mungkin kekasihku masih teringat akan sebuah janji
Terikrar jauh di kedalaman hati
Tersampaikan melalui tulisan
Di tempat biasa ia memadu kasih
Sempat terlontar kata-kata
Sulit di cerna oleh mereka yang tak tahu apa-apa
Sebab ia datang dan terpatri di dasar hati
Ingatlah sebab sebuah perkataan
Ketika kekasih pergi ia kan berhenti
Kembali ke dunia nya dan bersetubuh dengan Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-25005712349721954402014-06-26T22:53:00.001+07:002014-06-26T22:53:53.225+07:00Apa Yang Salah
Seperti inilah rasanya
Ketika hari di harap cepatlah ia berlalu
Semakin saja melemah lalu berhenti
Menoreh luka bathin semakin jauh
Dan dosa semakin menyiksa
Rasa berkabung di harap semusim
Kini telah berjalan seabad
Mungkin ada yang salah
Atau memang ada yang salah
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-27356209121351909242014-06-26T00:06:00.000+07:002014-06-26T00:06:14.737+07:00I R O N IMasih saja
Terbelenggu kiasan berjuta aksara
Mendayu-dayu nada nya bak musik etnika
Mengais sisa-sisa imajinasi demi kepuasan dirinya
Seperti pujangga berkalungkan puisi cinta
Apa daya
Tangannya tak sepanjang angan-angan
Tak semegah setiap tumpuk harapan
Terlalu naif untuk melupakan
Terlalu egois untuk diharapkan
Selalu saja jiwa
Teraniaya dalam bungkusan makna
Bersembunyi di balik topeng Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-84769156605319671402014-06-25T00:18:00.001+07:002014-06-25T00:23:31.233+07:00Awal LagiPersis seperti sekarang
Ketika aku lihat betapa gigihnya jam dinding bernyanyi tik-tak tik-tak
Disaat gemintang tertutup awan hitam
Yang menurut pendapatku adalah merah
Kita bercumbu di antara kata-kata dan kalimat penggugah semangat dan hasrat
Tentang cinta dan kehidupan seharian kita
Dari pagi hingga malam hari
Bahkan sebelum-sebelumnya juga tertanyakan lagi
Jelas sepertinya ia merasa bosan
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-55670929159230006982013-05-01T00:28:00.003+07:002013-05-01T00:28:51.567+07:00Mutiara Hati
Mutiara hati
Aku sebut engkau dalam lamunan
Aku peluk dalam setiap bayang
Aku sanjung anggun cintamu
Aku takluk padamu
Mutiara hati
Pencinta abadi adalah dirimu
Elok rindu adalah rindumu
Setegar karang adalah hatimu
Aku cinta padamu
Mutiara hati
Aku panggil namamu........
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-56962865235542896152013-04-30T23:54:00.001+07:002013-04-30T23:54:11.458+07:00Berkata Padamu
Seperti yang pernah aku katakan kepadamu
Rindu ini mencengkeram erat jantungku
Serasa membawa pergi jiwa dari tempat ia singgah
Lalu berhenti dalam tatapan sebuah wajah
Ya.....hanya sebuah tatapan
Menatap wajah sang pencinta sejati
Wajah kekasih diseberang lautan.
Sungguh....
Apalagi hendak aku katakan
Rindu ini membuat sempit ruang nafasku
Hingga nafas terakhirpun ia menyebut Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-68636576772182666112013-04-11T23:34:00.002+07:002013-04-11T23:34:35.522+07:00Tidak Semestinya
Ketika engkau meyakini janji yang seperti fajar itu
Dimana jiwamu berada ?
Lihat,...
Ketika janji itu sejenak akan tergenapi
Engkau sudah tunggang-langgang di sudut-sudut gelap
Tidakkah engkau mengerti
Dimana semestinya fikiranmu berdiam ?
Ya....
Bukan disana
Juga bukan disitu
Satu tempat layaknya istana keemasan
Mestinya nyaman untuk ditinggali
Lalu mengapa engkau pergi
Menggali Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-47674188988027310662013-03-19T22:21:00.000+07:002013-04-26T00:10:48.743+07:00Na Na Na
Wahai engkau yang di rundung duka
Yang resahnya menenggelamkan jiwa
Yang pilunya membanjiri samudera
Duduk dan mendekatlah kemari
Mari bernyanyi na..na..na
Seperti ingatlah waktu masih bersama
Seperti saat masih ada hari
Saat jari tersentuh jemari
Waktu bersama mengayuh biduk
Hingga ke hulu sungai jauh disanaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-69780379947172744162013-02-06T22:42:00.000+07:002013-02-06T22:42:07.819+07:00Kunang-Kunang
Seperti kunang-kunang dalam malam
Bermain lentera bersama angin
Setelah hujan dan dinginnya kegelapan
Terasa itu bagianku
Bercumbu dengan alam
Menikmati klimaks kehidupan
Dalam rupa sebaris kata-kata
Sebagai pujangga
Sebagai kesatuan aku dan jiwa terlara
Dalam sepi renungan hati
Terbalut emosi terbentuk puisi
Setelah hujan dan dinginnya kegelapan
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-52597590640136147842013-02-06T22:34:00.002+07:002013-02-06T22:34:42.087+07:00Surga Menangis, Neraka Tertawa
Roh ku melayang-layang di atas samudera
Berdiam di dingin suasana antartika
Berhembus seperti halnya sang bayu
Tak terarah tanpa pemberhentian
Sebab ia buta tanpa tujuan
Roh ku membasahi bumi
Sebab airmatanya seperti hulu sungai
Menuruni lereng hingga ke datarnya pertanahan
Lalu hilang dalam lautan
Langkah susah menggapai nirwana
Meski pelangi adalah jembatan
Surga Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-43812614151183847142013-02-05T23:02:00.001+07:002013-02-05T23:02:08.244+07:00Sebatas Kiasan
Di ujung harapan
Senja terkubur hari
Terkikis sediki demi sedikit
Demi sebuah ketidakpastian
Nihil tak bernilai
Hidup tak bertuan
Asa tak bersahabat
Langit pun segera runtuh
Tepat di depan mata
Pasti menimpa kepala
Coba jauh berlari
Menghindar dari buaian
Mengharap sebuah pelukan
Hanya sebatas kiasan
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-55261822976436703052013-02-04T23:23:00.001+07:002013-02-04T23:23:18.933+07:00Masih Tertawa
Terus saja jadilah orang biasa
Bukan kalangan konglomerat
Atau pejabat
Seperti aku
Hidup bergelimang harta
Hukum bukan apa-apa
Hanya mainan seperti boneka
Lihat saja aku
Seorang anak pejabat tinggi
Boleh di sebut menteri
Disegani
Dihormati
Tak jarang ditakuti
Hukum takut pada bapakku
Takut pula menyentuh aku
Meski aku buat orang tersakiti
Bahkan mati
Aku tetap tertawa ha ha ha
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-83496327709576530552013-01-30T00:25:00.001+07:002013-01-30T00:28:17.470+07:00Asal Tahu Saja
Asal tahu saja
Aku tidaklah seorang telaten
Yang menghabiskan waktunya di antara yang tidak jelas
Yang membuat jalan tol menjadi alun-alun tengah kota
Memiringkan otakku dan menjerumuskan aku dalam tubuh mahluk halus
Yang bersorak ketika ia berhasil menggapai aku hingga lemah dan babak-belur.
Tidaklah perlu diketahui lebih dalam lagi
Dengan siapa engkau berkata-kata dan mengumbar nafsumu
Sebab Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6459684594920435038.post-34056808214083449942013-01-29T23:46:00.003+07:002013-01-29T23:46:42.456+07:00MaDeSu
Bapakku penjahat
Ibuku penjahit
Aku bukan siapa-siapa
Bapakku bromocorah
Ibuku pelacur
Aku maling kutang
Bapak ibu ku mati
Menjadi sejarah
Berita di koran-koran
Aku yatim piatu
Dunia menjadi guru
Selesai sudah.
Unknownnoreply@blogger.com0