Nyawa meregang hingga terulur di atas ubun-ubun
Siap kabur membawa setengah raga setengah jiwa
Di sudut malam.....tanpa ampun.
Memanas mata hampir membelah terasa kepala
Hanya sekedar menemani malam tak seperti biasa
Di himpit galau dan gundah semakin tertawa
Terhanyut hasrat asmara namun pedih
Masih saja terpana menatap rindu dari lembah harapan
Meski asa takkan semestinya terengkuh nikmatnya.
Semakin mendekat semestinya tak menjauh
Putus asa tak semestinya ia ada
Keras hati tiada kan berhenti walau di ujung hari.
Entahlah......
Sekilas tiada berbekas di pelupuk mata
Bahkan terekam di otak pun tidak
Atau telah terbuang di tempat sampah.
Entahlah........
Aku telah bersahabat dengan malam-malam penuh kerisauan
BalasHapuslebih dalam dari yg pernah q ungkapkan,
terlunta-lunta dalam penantian tak bertepi
beribu malam melebihi dari yg kau alami
wahai pujangga
engkau boleh berbangga
sampai saat ini,
istana hatiku masih memanggil namamu
hanya,..ia tak kasat mata
karena ia ada dalam hatiku,......
Jika satu malam terasa begitu menakutkan,
tidakkah engkau bayangkan
ketidakpastian yang telah engkau sajikan untuk setiap malam dan pagiku,.?
Lebih dari sepekan, bahkan ribuan waktu
engkau abaikan aku, seakan telah tiada,...
Aku merasakannya..........
BalasHapus