Tak santun tatap mata tiada berujung
Merimba belantara suara-suara gaung
Gema menggema serupa suara sangkakala
Membumi pertiwi segala nestapa
Lihatlah...
Jahanam berjalan melenggang tanpa dosa
Memanggul kepala entah milik siapa
Carut-marut tak sekedar ada diluaran sana
Yang didalam kepala ini juga sama
Entahlah...
Setiap kata yang seharusnya tersaji rapi
Satu per satu berubah sayatan perih
Jadi saksi bisu setiap mata tertuju
Luar dalam sama menyisakan pedih
Tak cukup sampai disitu
Pintu surga tak mau terbuka
Ketika teriak kian membahana
Saat sangkakala terakhir hendak bersuara
Akhir pun tiada akhir
Ia datang menjemput sang kekasih gelapnya
Mengajak berdansa dalam gulita
Bak pengantin kegelapan
Di antara terpaan sinar benderang
Lalu apa hendak terjadi
Bila hati kian terpungkiri
Mungkin ada surga di setiap neraka
Ada neraka di sudut-sudut surga
Entahlah....
Tak sempat terbaca dengan seksama
Detil-detil angan setiap harapan
Menyaru putih kala ia menghitam
Berubah biru ketika ia abu-abu
Ia adalah teriakan bathin ini
Tiada seorangpun tahu
Bila waktunya ia berhenti
Mungkin tak cukup sampai disini
Bahkan mungkin takkan pernah berhenti
Hingga mati.......
Galau 2
Minggu, April 29, 2012
Unknown
tampilan blognya lebih enak yang ini cint ^^
BalasHapuslebih ringan n aksesnya jd gak lama...
Galau 2 sama Galau
bukan puisi bersambungkah ?
isinya berbeda.. yg pertama lebih ke masalah hati pd manusia :) yg ini lebih k masalah sang pemilik hati yg abadi......
bgtu c menurut ak :D hehe
nice puisi cint..
kyx disini ditemukan jawaban dr 1 p'tnyn...Benarkah ?
BalasHapus