Sekarang saat terdengar beberapa kali lantunan tembang jarum jam yang berdansa riang namun kaku,
Ibarat mayat dibuat tersenyum saat peti akan ditutup rapat,
Mata ini tak mau diajak kompromi sama sekali.
Jika engkau lihat ia kesana-kemari tak jelas apa yang ia pandangi,
Bolehlah kiranya engkau tersenyum walau kaku pun terseringai sedikit nampak disana.
Ya.....ia tak tahu harus bagaimana.
Ya...ia berpikir seirama dengan bercelotehnya lagu dalam otak sebelah kanan ini,
Disaat pelukan hangat kasih yang lama telah lama dicari-cari
Lucu bukan ??!
Ah.....umpamanya sayangku tak ada di hari-hari yang penuh sesak angkara rasa dan dengki ini,
Mungkin aku tak akan menetap hingga matahari yang aku lihat di awal hari berada di timur,
Hingga kini ia tak nampak lagi.
Mungkin esok
Mungkin tidak ada sama sekali
Lalu lihatlah aku sekarang ini
Kelopak mataku mengajak berkelahi dengan si cantik retina
Kasihan........
Sayang, jika aku boleh sedikit saja berteriak akan rasa rindu ini
Akan aku lakukan dengan sekuat kerongkongan dan tenggorokan kering ini
Tapi sayang sungguh sayang
Bulan dan bintang sinis memandang seakan ingin sekali melahap tiap teriakan lantang
Tiap hamburan kalbu nan biru sepanjang malam
Mungkin hingga esok saat terjaga kembali aku dari rebah tidurku
Atau bahkan selama aku masih dapat menyebut namamu
Itu hanya kemungkinan
Kemungkinan antara mungkin dan tidak
Seperti halnya hasrat sekarang
Antara diam dan beranjak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hanya sebatas sajak
BalasHapus