Rabu, Januari 04, 2012
0
Dulu telah lama sekali ketika aku adalah selembar daun kering
Halusnya sentuhan bayu tetap terasa laksana goncangan perut bumi
Tertarik ulur urat-urat nadi ku di kanan kiri
Tertatih-tatih kepala ku menjadi kaki
Sungguh....berimajinasi pun aku tak sanggup
Tertutup buta pelik sekali ini mata, otak, dan telinga


Dulu telah lama sekali aku hanyalah seorang kurcaci
Hanya mampu terbawa mimpi tinggi hingga tak sanggup aku lihat sendiri
Entah ia berbentuk apa 
Sebongkah batu ataukah sekarung permata
Lagi-lagi aku terjatuh 
Remuk sudah badanku

Aku bangkit....
Lemahnya hanyalah bujukan ragawi semata

Aku bangkit....
Ketika angin tak lagi sepoi di wajahku
Hmm....bukan waktu yang tepat

Sekarang ketika matahari dan bulan saling berhimpit tempat
Ketika tiga ratus enam puluh lima hari menjadi satu hari
Aku bergumul dalam hujat dan gelap 
Menangis dan merintih adalah makanan sehari-hari
Makian dan lapar adalah hiasan 
Menantang.....
Sepertinya dunia tak lagi mencintaiku....
Pikirku....

Lalu aku tahu.....

Hajaran demi hajaran itu adalah makanan nikmat untuk disantap
Untuk pesangon besok tatkala aku di sambut matahari pagi

Kini aku bangkit....
Tegak berdiri di samping mimpi
Maju lurus busungkan dada tegap melangkah
Aku seret tertatih bergantian itu halangan
Menangis dan merintih ia meminta-minta
Karena aku telah berdiri di atas mimpi
Karena mimpi tak lagi mimpi



0 komentar:

Posting Komentar

Leave your comments and get backlink from Cara Pujangga.
No spam, please.