Sabtu, Januari 05, 2013
0

Aku hanya berteman sajak dan puisi
Dengan kidung-kidung kalimat singgungan
Suara hati atau hanya sekedar imajinasi
Tapi ia setia hingga aku berakhir nanti.

Ya Tuan, hanya tuan kawan sejati tatkala hidup tak ada rasa lagi
Hari demi hari kosonglah sudah terasa kian tak pasti
Lalu apa yang mesti diperbuat
Ketika tiada rasa pula di hati
Disana.......gulita berada.

Sajak dan puisi masih saja bergulir disini
Ada apakah gerangan pujangga bersedih hati ?
Bulan tak selamanya ada
Matahari tak selamanya disini
Ia tak pergi
Hanya bersembunyi dan kembali ketika tiba waktunya di cumbu hari.

Wahai tuan
Mampukan aku menjadi awan
Berkelana menjelajah bumi
Bersemayam di ujung gunung-gunung
Tanpa perduli rembulan tanpa perduli mentari
Selalu ada dalam setiap kumpulan
Tiada terbuang

Awan tak selamanya putih
Ingatkan aku jika ia tak pernah menggelap bak menelan bumi
Berdiri saja ditempat pujangga berada
Penghiburan datangnya dari surga
Untuk jiwa pengelana pencari hakiki
Lalu tegak dan kokohkan setiap tiang dalam hati
Ia kan berganti seperti tiap musim telah terlewati.

Aku hanyalah pecundang, tuan
Ketika kepala dan hati tak lagi mau bersatu
Aku hanyalah kerapuhan
Hanyalah sampah di mata para dewa-dewi
Tak lama akupun mati
Berkalang tanah berkawan sepi
Hanya sajak dan puisi pujangga menemani
Hingga tulang-belulang ini tiada lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Leave your comments and get backlink from Cara Pujangga.
No spam, please.