Untuk aku sampaikan kepada juwita ku
Yang kini sedang menangis pilu
Disudut kamar tidurnya dan memeluk boneka
Agar ia beranjak dari sana
Dan tersenyum kepadaku
Seperti yang sudah-sudah
Ah ternyata ia tak suka puisi
Katanya hanya manisnya deretan kata belaka
Ia lebih suka ketika bertatap mata
Saling berbicara tentang cita dan cinta
Empat mata.
Aku dan kamu.
Kamu dan aku.
Tak apalah bila memang begitu
Hanya maafkan ketika mulut tak punya kuasa
Terdiam seribu satu bahasa
Jadi pendengar setia yang terucap oleh mata
Bila mengerti cukuplah anggukkan kepala
Genggam erat dinginnya tanganku
Seakan hendak aku tinggalkanmu
Dan ku katakan kepadamu
Betapa cintaku padamu
Lebih dari sebait puisi
(p) ( GR y saiiya ) (o)
BalasHapus