Saat Roh mu mengembara di atas angin
Saat engkau sendiri tak berjaga-jaga dan terlena
Detik itulah engkau perbuat salah atas manusia
Dan karena itulah kesalahan ada padamu
Untuk kesalahan yang telah engkau perbuat itu
Kau mesti mengetuk demi terbukanya pintu
Dan menunggu diam-diam sebagian waktu
Di gerbang orang-orang yang dikaruniai restu
Jiwa Ilahiyahmu ibarat samudera
Yang tiada ternoda sepanjang masa
Ia hanya kuasa sebagaimana uap
Membumbung ke angkasa seperti bersayap
Atau laksana sang surya
Yang tak mengenalnya liang-liang tikus
Dan lubang-lubang ular yang sempit
Akan tetapi dalam diri manusia
Jiwa Ilahiyah tiada sendiri
Dalam dirimu, roh tetaplah masih manusia
Sebagian daripadamu malah masih belum menjadi manusia
Dan sesosok bayangan mahkluk kerdil tanpa bentuk
Yang mengembara dalam tidurnya di tengah kabut
Sedang mencari kebangkitannya
Tentang dirimu sebagaimana manusia
Aku hendak bicara
Sebab dia lah, dan bukan jiwa Ilahiyah dalam pribadi
Bukan pula si kerdil dalam kabut meraba-raba
Yang mengenal arti kejahatan dan hukuman atasnya
Dengarkan ini
Tak ada orang bijaksana dan tersuci sekalipun
Mustahil lebih unggul derajatnya
Daripada pecikan api tertinggi
Yang bersemayam tersembunyi dalam setiap pribadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Leave your comments and get backlink from Cara Pujangga.
No spam, please.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.