Sajak Di Perempatan Jalan

Siang...
Sengat panas sangatlah garang...
Merobek pori-pori kulit ini hingga meradang.
Tegap....
Berdiri menantang mata ku menatap setiap orang-orang berlalu-lalang...
Meski lusuh terlihat raut ini penuh peluh di sekujur tubuh.



Siapa yang perduli..?
Tidak ada !!
Terasa mati...?
Iya...!!
Sudahlah....
Meski peluh terus berpacu mengiringi suara perut ini bergemuruh...
Semangat tak boleh luruh...
Tak dapat pulang sebelum pundi-pundi terisi penuh.

Haha...
Duniaku terlalu kecil saat aku sadari.
Tak seluas milikmu, kawan !
Meski ku lempar raga melewati angkasa....
Aku akan kembali disini...
Dan seperti ini.

Sudah....sudahlah..!!
Harapku hanya melayang diatas kepala-kepala bermahkota batu mulia belaka.
Tak kan sempat tertengok meradangnya ini jiwa..
Tak kan terasa apa-apa ini sukma.

Lihat...!
Dengarkanlah....!

Mengertikah engkau kawan...
Diujung duniamu...ada aku disini.
Di pintu hatimu, ada aku menunggu....dalam dunia tak tersentuh.